NUNUKAN, Maqnaia – Masjid Al-Azka menjadi satu dari tiga nominator dalam ajang Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) untuk kategori masjid jami’ tahun 2024 setelah bersaing dengan 700 ribu masjid jami’ (masjid di tingkat desa dan tingkat kelurahan) di seluruh Indonesia. Sebagai rasa syukur dengan perolehan tersebut, pengurus masjid menggelar tasyakuran di Masjid Al-Azka Kelurahan Nunukan Timur, Jl. Antasari, Jumat malam (04/10/2024).
Acara diawali dengan salat Isya berjamaah lalu dilanjut dengan ramah tamah dan makan malam bersama. Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid yang berkesempatan hadir pada acara tersebut menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pengurus masjid yang telah sukses membawa nama Kabupaten Nunukan ke tingkat nasional dalam Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa).
Bupati Laura juga mengatakan bahwa pencapaian yang diterima oleh Masjid Al-Azka ini adalah sebuah terobosan yang luar biasa dalam bidang keagamanan. “Saya tidak pernah menyangka sebuah masjid yang terbilang kecil berada di dalam gang di tengah pemukiman penduduk yang padat bisa meraih sukses hingga ke tingkat nasional. Masyallah, ini adalah terobosan yang luar biasa di luar daripada prediksi saya pribadi. Saya mendapat kabar gembira terkait dengan keberhasilan Masjid Al-Azka meraih juara 1 tingkat nasional,” ujarnya.
Laura juga mengatakan bahwa hal ini adalah sebagai penyemangat buat daerah dan petunjuk kebaikan untuk Kabupaten Nunukan. “Kabar ini adalah sebagai penyemangat dan petunjuk kebaikan bagi daerah kita, dari hari ke hari membawa kemajuan-kemajuan meskipun dalam bentuk sesederhana mungkin secara kasat mata. Dari masjid yang kecil ini mampu membawa nama Kabupaten Nunukan ke kancah nasional,” kata Laura.
Di akhir penyampaiannya, Bupati Laura berharap prestasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dan ditularkan ke masjid-masjid lainnya yang ada di Kabupaten Nunukan. “Saya harap ini dapat dipertahankan atau bahkan lebih ditingkatkan lagi untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar masjid, kami dari pemerintah daerah akan terus men-support,” ujar Laura.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan, H. Muhammad Shaberah, S.Ag., M.M, mengatakan, pencapaian tersebut bukanlah akhir, tetapi awal dari upaya masjid-masjid terpilih untuk membuktikan status percontohannya. “Jangan terlena dan berhenti berbenah diri setelah dianugerahi penghargaan ini, tingkatkan,” ujarnya.
H. Saberah juga mengatakan keberhasilan tersebut tidak terlepas dari upaya takmir memakmurkan masjid, mulai dari pengelolaan anggaran hingga berbagai program yang dilaksanakan di masjid tersebut. ”Memang masjid itu selama ini para takmirnya fokus dalam memakmurkan masjid, saldonya pun bisa dibilang nol rupiah, karena banyak kegiatan yang dilakukan, ada kajian untuk umum, juga untuk anak-anak, itu salah satu nilai plusnya, alhamdulillah kita bersyukur perwakilan Kalimantan Utara itu Kabupaten Nunukan dan bisa juara 1 tingkat nasional,” katanya.
H. Saberah menyebut, Masjid Percontohan Ramah Lingkungan diharapkan menjadi laboratorium bagi jemaah dan pengurus masjid untuk mengenal, memahami, dan mengimplementasikan konsep ramah lingkungan tersebut. Masjid yang berdiri tahun 2018 dan berdiri di atas lahan kurang lebih sekitar 600 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 300 meter persegi dan luas lahan parkir maupun sarana lainnya mencapai 500 meter persegi tersebut akan terus berbenah untuk kepentingan umat sesuai dengan visi misi maupun motto layanannya: “Apabila Masjid Makmur Maka Warga Masyarakat Juga Harus Dalam Keadaan Makmur.” (Foto/Teks/Editor: Tan/Muli/Tus)