TIDENG PALE, Maqnaia – Pengundian dan penetapan nomor urut untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati Tana Tidung, Said Agil dan Hendrik, berlangsung meriah di Gedung Pendopo Djaparuddin, Tidung Pale, Senin (23/09/2024). Acara ini dihadiri para pendukung yang tergabung dalam kelompok SAH (Said Agil-Hendrik). Dalam pengundian tersebut, pasangan ini mendapatkan nomor urut 1, menunjukkan komitmen kuat untuk membawa perbaikan bagi daerah ini. Dengan pengalaman dan visi yang jelas, keduanya bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang pro-rakyat.
Kegiatan tidak hanya sebatas pengundian nomor urut, tetapi juga diisi dengan deklarasi kampanye damai. Para pendukung menegaskan komitmen untuk menjalankan kampanye yang beretika dan mengedepankan persatuan.
Kampanye damai ini menjadi momentum penting menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2024, semua pihak diharapkan berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis. Dengan semangat kebersamaan, Said Agil dan Hendrik bertekad untuk membawa perbaikan bagi Kabupaten Tana Tidung.
Sebelumnya, calon bupati Tana Tidung, Said Agil menyapa ratusan mahasiswa, Sabtu malam (21/09/2024).
Berlokasi di Pondok Lesehan Kota Tarakan, Said Agil bertemu dengan mahasiswa asal Tana Tidung yang sedang menempuh pendidikan di Kota Tarakan.
Pertemuan ini dilakukan dalam rangka meminta masukkan dan aspirasi mahasiswa terkait kebutuhan dan kendala yang mereka alami selama menjalani perkuliahan.
Ratusan mahasiswa pun antusias menyampaikan beragam persoalan kebutuhan yang mereka anggap perlu mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Tana Tidung.
Mulai dari persoalan beasiswa, kebutuhan asrama, peluang tenaga kerja, hingga persoalan pembangunan di Tana Tidung.
Dalam penyampaiannya, Said Agil bahkan mengaku sempat ditantang oleh salah satu mahasiswa terkait pemberian beasiswa kepada seluruh putra-putri Tana Tidung tanpa terkecuali.
Said Agil menegaskan, kendati perlu melakukan perhitungan secara detail, ia merasa bisa menyanggupi hal itu.
“Beasiswa kan ada dua, ada yang prestasi dan keluarga tidak mampu. Tadi ada yang tantang, kalau bapak naik kasih beasiswa aja semua. Saya bilang, saya hitung dulu. Kalau pemerintah sanggup kenapa tidak. Kita kasih semua!” tegasnya.
“Atau ada yang mau begini tidak usah beasiswa tapi kuliah gratis. Itu hampir sama sebenarnya. Jadi kita hitung, berapa anak-anak kita yang mau kuliah. Kalau pemerintah mampu kenapa tidak. Nggak ada masalah,” sambungnya.
Menurut mantan Sekretaris Kabupaten Tana Tidung ini, jumlah mahasiswa Tana Tidung tidak begitu banyak, sehingga dianggap bisa untuk diberikan beasiswa kepada seluruh putra-putri Tana Tidung.
“Karena begini, jumlah mahasiswa kita mungkin syukur-syukur kalau sampai 500-700 barang kali. Saya juga belum pegang datanya, tapi saya akan berikan itu,” tuturnya.
Namun, bagi Said Agil, memastikan pendidikan putra-putri Tana Tidung agar mendapat beasiswa saja tidak cukup. Menurutnya, pemerintah perlu memikirkan lebih jauh terkait lapangan pekerjaan ketika mereka lulus.
“Tapi sebenarnya tidak cukup sampai beasiswa saja. Tidak tuntas sebenarnya. Nah yang saya pengen hari ini, dari semua mahasiswa kita yang ada dimana saja kita perlu tahu apa saja jurusannya. Kita perlu datanya,” katanya.
Pemerintah daerah pun, kata dia, harus memiliki data rill terkait jumlah dan kualifikasi jurusan para putra-putri Tana Tidung yang telah selesai menempuh kuliah.
“Makanya dewan pendidikan kita itu tidak hanya memberikan beasiswa tapi harus tahu berapa anak-anak kita yang masih kuliah. Sisanya, berapa alumni anak-anak kabupaten tana tidung. Sampai disitu jurusan apa saja yang ada di mereka. Kenapa, karena ini ada kaitannya dengan penerimaan CPNS,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini penting demi menyiapkan peluang kerja yang sesuai formasi yang tersedia.
“Karena saya ini kan sekretaris daerah. Jangan sampai ketika kami membuka formasi, teman-teman yang sudah lulus maka bisa mendaftar. Supaya 50-70 persen anak-anak kita yang sudah lulus bisa ikut tes CPNS,” katanya.
Said Agil mengatakan, secara intelektual kualitas sumber daya manusia Tana Tidung masih mampu bersaing. Namun, tak sampai disitu, putra-putri KTT harus melek IT demi kebutuhan peluang kerja.
“Karena saya juga anak daerah jadi saya tahu persis. Kita tidak kalah di intelektual tapi kita kalah di IT. Itu yang sekarang penting. Nggak boleh lagi ada mahasiswa yang gaptek dengan IT. Karena itu kedepan akan di pakai,” tuturnya.
Tak hanya penerimaan CPNS, pihaknya juga mendorong kemandirian bagi putra-putri Tana Tidung. Jika terpilih, pihaknya memastikan bakal memfasilitasi kepada seluruh putra-putri Tana Tidung yang ingin berwirausaha atau membuka jasa spesialis.
“Kita mendorong agar alumni itu bisa mandiri. Seperti saya alumni teknik sipil. Kita dorong teman-teman alumni teknik sipil, sudah lah kau jadi konsultan. Nanti kita fasilitasi di Tana Tidung. Saya jamin!. Kita kasih bagian pengawasan khusus kepada teman-teman alumni teknik sipil,” tandasnya. (dd)