SEKADAU, Maqnaia – Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menetapkan peluncuran 60 buku dengan international standart book number (ISBN) oleh sivitas akademika Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau, Kalimantan Barat (Kalbar) sebagai rekor Indonesia MURI, Senin (05/08/2024).
Dari 60 buku itu, terdapat 2 buku karya Dr. Yansen TP, M.Si, yaitu buku berjudul ‘Dayak Idi Lun Bawang’ yang ditulis bersama Riky Yakub Ganang dan buku berjudul ‘Peradaban Manusia Sungai Krayan’ yang ditulis bersama Masri Sareb Putra.
Yusuf Kadri, perwakilan MURI menyampaikan apresiasi dan rasa hormatnya kepada sivitas akademika ITKK, Bupati Sekadau Aron, S.H, dan Yansen TP yang juga merupakan Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Utara (Kaltara).
“Yang terhormat Bapak Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Bapak Dr. Yansen TP, M.Si, izin kami laporkan beliau telah menggenggam puluhan rekor MURI ketika beliau di Malinau. Baik pribadi, maupun untuk kabupaten,” apresiasi Yusuf Kadri kepada Bupati Malinau periode 2011-2016 dan 2016-2021 itu.
“Izinkan saya mewakili MURI, saya menyatakan bahwa peluncuran buku ber-ISBN terbanyak oleh institut yang dikelola oleh masyarakat ini sebagai rekor Indonesia MURI,” ucap Yusuf.
Atas diraihnya rekor MURI itu, Yansen juga mengapresiasi langkah sivitas akademika ITKK serta panitia, termasuk Bupati Sekadau yang telah memperhatikan dunia pendidikan. Sebab dengan hadirnya ITKK, maka turut memajukan pendidikan, khususnya di Kalimantan.
“Saya bersyukur, jauh-jauh dari Kaltara bisa ada di Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat untuk acara yang sangat luar biasa, karena merupakan sebuah catatan sejarah. Bagi saya, ini ibarat meteor yang saatnya nanti akan mengubah banyak wacana-wacana masa depan Kalbar khususnya masyarakat lokal,” ungkap Yansen.
Yansen yang akrab disapa dengan akronim nama YTP ini, berharap ke depan komunikasi semakin baik, baik itu sivitas akademika maupun pemerintah daerah se-Kalimantan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Semoga kita bisa semakin meningkatkan komunikasi yang lebih baik, intensif, membangun Kalimantan. Karena Kalimantan menjadi pusat ibu kota negara, ya kita harus semakin intensif berkomunikasi,” pungkas pria bergelar ‘Penggerak Literasi Nasional’ ini. (*)