
SAMARINDA, Maqnaia – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, Fahmi Himawan menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan hewan dan meningkatkan kesejahteraan peternak. Berbagai kebijakan strategis terus dijalankan untuk memastikan Kaltim bebas wabah sekaligus mendorong subsektor peternakan menjadi penopang ekonomi daerah.
Menurut Fahmi, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis (PHMSZ) dilakukan melalui langkah teknis dan non-teknis. Antara lain vaksinasi Jembrana, PMK, LSD, dan rabies, pengawasan lalu lintas hewan, penguatan check point, peningkatan biosekuriti, hingga pelayanan kesehatan hewan dan pengembangan kapasitas peternak.
“Untuk hewan sehat, kami tidak hanya fokus pada vaksinasi, tapi juga pengendalian lalu lintas ternak, isolasi hewan sakit, serta peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi lintas sektor,” tegasnya dalam agenda Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan (Bulbak PKH) ke 189 di Samarinda Square Mall, Kamis (2/10/ 2025).
Fahmi juga menyoroti upaya pencegahan rabies. DPKH Kaltim telah melaksanakan vaksinasi rabies gratis dan kastrasi hewan penular rabies (HPR). Langkah ini sekaligus mendukung target Indonesia bebas rabies tahun 2030.Dari sisi ekonomi, subsektor peternakan Kaltim mencatat kinerja positif.
Tiga tahun terakhir, Nilai Tukar Peternak (NTP) selalu berada di atas 100 dan melampaui rata-rata nasional. Pada 2024, NTP Kaltim mencapai 104,14 sementara rata-rata nasional 102,48. Bahkan, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) subsektor peternakan Kaltim menembus 4,01 persen.
Tertinggi dalam lima tahun terakhir dan lebih tinggi dari rata-rata nasional 2,78 persen.DPKH Kaltim juga menyiapkan Rencana Strategis 2025–2029 dengan dua program unggulan. Yakni Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT) dan Pembangunan Hatchery Ayam Lokal Unggul. Program ini sejalan dengan misi pembangunan daerah untuk mewujudkan Kaltim sebagai pusat ekonomi baru berbasis industrialisasi komoditas unggulan.
“Kami ingin subsektor peternakan tidak hanya sehat dan produktif, tapi juga mampu menjadi penopang kesejahteraan peternak dan perekonomian Kaltim,” pungkas Fahmi. (Krv/pt/win)