NUNUKAN, Maqnaia – Sambutan hangat kepada calon gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut 3, Dr. Yansen TP, M.Si, dari masyarakat pertanian dua rukun tetangga (RT) Kampung Tator di Jalan Pongtiku, Kelurahan Nunukan Tengah, Kecamatan Nunukan, Sabtu sore (26/10/2024).
Yansen bersama sejumlah politisi senior Nunukan, seperti Saleh, S.E, H. M. Saleh, Hj. Andi Mariyati lebih dulu diperdengarkan jingle warga Kampung Tator untuk Yansen-Suratno (YESS) yang diciptakan Alexander Onaola. Jingle dengan durasi kurang lebih 4 menit itu hadir dengan musik lebih nge-beat. Penanda semangat tinggi warga untuk memilih Yansen-Suratno pada 27 November 2024 mendatang.
Warga Toraja adalah warga yang cinta persatuan. Persatuan simbol bangsa. Yansen pun meminta warga Kampung Tator tak ragu mengembangkan budaya. Budaya menjadi satu entitas yang harus dibangun dan dirawat baik.
Memperkuat basis pembangunan di tingkat RT menjadi fokus Yansen-Suratno seperti apa yang sudah dibuktikan di Kabupaten Malinau. Di Kaltara dana RT sekurang-kurangnya Rp 100 juta per RT per tahun. “Ini pemahaman, ketua RT adalah pemerintahan. Menjadi dasar pembangunan sebuah pemerintahan. Ini saya praktikkan di Malinau, mengubah kesejahteraan masyarakat. Ingin saya lakukan untuk seluruh masyarakat Kalimantan Utara. Bagaimana caranya? Menangkan pasangan nomor 3, Yansen-Suratno,” ajak Yansen.
Secara teknis, warga di tingkat RT akan dilibatkan dalam perencanaan. Perencanaan tersebut memuat kebutuhan prioritas warga secara umum. Selanjutnya direalisasikan dengan dana RT di tingkat RT pula.
“Mungkin Bapak/Ibu menyaksikan debat pilkada yah. Ada calon yang meragukan SDM RT. Bagaimana mengelola anggaran. Itu meragukan pribadi-pribadi RT. Pemimpin enggak boleh bicara begitu. Pemimpin harus mengerti. Soal anggaran, pemimpin juga harus berpikir menaikkan pendapatan daerahnya,” ulas Yansen.
Layanan BPJS gratis bagi yang warga kurang mampu juga menjadi prioritas Yansen-Suratno.
Di akhir pertemuan, warga diajak berdialog. Martina, ketua RT 17 Kelurahan Nunukan Tengah menginginkan agar kepemimpinan Yansen-Suratno dapat menjalankan pembangunan dengan baik. Salah satunya mengharmonisasi pembangunan di setiap tingkatan pemerintahan. “Kami pernah mendapat program meteran gratis. Tapi sebagian terbentur karena tak adanya jaringan listrik yang menjangkau rumah warga karena aksesnya masuk dalam hutan lindung. Ini mudahan dapat menjadi perhatian Pak,” ungkap Martina.
Tokoh masyarakat Toraja Nunukan, Agus Barana mengungkap permohonan jalan yang sudah 25 tahun, sampai sekarang belum lagi ditingkatkan. Selain itu, masalah organisasi pembangunan rumah ibadah. “Kalau Bapak terpilih, tolong diperhatikan. Jalan tani bagi warga juga Pak. Selebihnya perhatian terhadap bidang olahraga warga kami,” sebut Agus.
Yansen pun menjawab jika akses yang berada di hutan lindung akan diselesaikan dengan enklave atau areal penggunaan lain (APL). Secara regulasi hal ini sangat mungkin dilakukan. “Masalah ini juga ada di Tarakan, Malinau juga begitu, Tana Tidung juga begitu. Ini bagian tugas. Ini menjadi agenda utama. Soal jalan, saya akan berdiskusi dengan Pak Ruman Tumbo, wakil kita di DPRD Kaltara. Sesuai dengan keyakinan saya, pemerintah provinsi bisa mendukung kabupaten/kota dengan bankeu. Nilainya juga cukup besar,” jelas penerima penghargaan Kepala Daerah Teladan Majalah Tempo 2017 ini.
“Soal listrik, yang diungkap Ibu Martina juga terjadi di beberapa kabupaten. Program yang terhambat di daerah karena satu-dua persoalan. Ini prioritas. Soal rumah ibadah, kita sesuaikan kebutuhan yang ada,” tukasnya. (ags)