
SEBATIK, Maqnaia – Penangkapan Kasat Reskoba Polres Nunukan oleh aparat penegak hukum adalah pukulan keras bagi institusi Polri, khususnya Polres Nunukan. Fakta ini menjadi bukti bahwa praktik-praktik kotor dan penyalahgunaan kekuasaan dalam institusi penegak hukum masih menjadi persoalan serius, bahkan terjadi di ujung perbatasan negeri.
Front Pemuda Sebatik (FPS) menyatakan keprihatinan mendalam sekaligus kemarahan terhadap peristiwa ini. “Penangkapan Kasat Reskoba bukan hanya persoalan individu, tapi mencerminkan persoalan sistemik yang membusuk dari dalam. Ini bukan saatnya tutup mata, tapi saatnya bersih-bersih total,” tegas Mohd Aswan, Ketua Umum FPS.
FPS menilai, kepercayaan publik terhadap Polres Nunukan berada di titik kritis. Maka langkah pertama yang harus dilakukan Kapolres Nunukan adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh jajaran Satreskoba, termasuk jaringan-jaringan dalam tubuh Polsek-Polsek seperti Sebatik Timur dan lainnya. FPS menyerukan jangan sampai kasus ini dianggap selesai hanya dengan satu-dua penangkapan, sementara akar persoalan tetap dibiarkan tumbuh subur.
Pihaknya juga mendesak Polda Kalimantan Utara dan Propam Mabes Polri untuk turun tangan melakukan investigasi dan audit menyeluruh terhadap penanganan kasus narkoba di wilayah perbatasan.
FPS mengingatkan bahwa wilayah Sebatik dan Nunukan adalah gerbang perbatasan yang sangat rawan dijadikan jalur lintas narkotika internasional.
Maka, pembersihan internal adalah kunci. FPS mendukung penegakan hukum yang tegas, transparan, dan tidak pandang bulu. Mereka yang terbukti menyalahgunakan kewenangan harus diberhentikan secara tidak hormat dan diproses hukum tanpa kompromi.
“Jika aparat malah menjadi pelaku, lalu siapa yang bisa dipercaya?” pungkas Mohd Aswan. (*)